Berbagai kebijakan baru tentang ekspor ke luar negeri yang berimbas pada penurunan omset akibat diterapkannya Bea Masuk (BM) ke negara tujuan ekspor. Membuat Pemprov Jatim harus meningkatkan ekspansi perdagangan antara pulau.
Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jatim, Arifin T Hariadi mengatakan, kondisi ekonomi di Eropa dan AS yang bergejolak cukup berdampak pada kegiatan ekonomi antar negara, khususnya di sektor UKM dan komoditas ekspor lain. Pemprov Jatim yang sebelumnya sudah memiliki sekitar 10 kantor perwakilan dagang di Indonesia Timur, berencana menambah kantor perwakilan dagang di tiga provinsi kawasan Indonesia Timur.
“Targetnya sih sekitar lima sampai delapan kantor perwakilan dagang. Tapi kemungkinan untuk tahun ini kita rencana mau buka tiga kantor cabang dulu, karena sudah dua tahun tiga kantor perwakilan dagang ini belum terealisasi,” ujar Arifin di sela peresmian acara Pameran Manufaktur Surabaya 2012, Rabu (7/6/2012).
Tiga kantor perwakilan dagang tersebut yakni Papua Barat, Maluku Utara dan Sulawesi Barat (Sulbar). Disebutkan, saat ini kondisi ekonomi di kawasan Indonesia Timur tengah bangkit dan siap bersaing dengan negara maupun kawasan lain.
Dalam membentuk kantor perwakilan dagang ini, Disperindag Jatim bersama pengusaha dan pemeritnah daerah setempat akan bekerjasama di sektor perdagangan. Apalagi, dalam kondisi perekonomian di Indonesia, Jatim menguasai jalur perdagangan di wilayah Indonesia Timur.
“Secara teknis rencananya nanti bahan baku yang ada di daerah setempat dikirim ke Jatim dan akan kami olah menjadi bahan jadi maupun setengah jadi untuk kemudian akan dikirim kembali ke daerah setempat untuk dipasarkan,” paparnya. @panji. * Sumber: Lensa Indonesia